Pages

Nusantara itu omong kosong. Islam ya Islam !!!

Jumat, 31 Juli 2015

"Mas Rijal, Islam Nusantara itu omong kosong. Islam ya Islam, nggak perlu ditambah-tambahi."
"Betul, sampeyan juga harus tahu diri, nggak usah pakai istilah Islam Kaffah segala macam deh! Hehe..."
--++
Tuh kan, banyak yang mengira jika perkara Islam Nusantara adalah soal soal kain kafan mayat harus diganti batik, shalat berbahasa daerah, shalat 3 kali, pelihara tuyul, mandi kembang sebagai ganti wudlu', ganti kiblat, assalamualaikum dalam shalat diganti selamat pagi, dan asumsi-asumsi tak berdasar yang entah diperoleh dari mana...naudzubillah min dzalik, saya nggak tahu kok tiba-tiba muncul asumsi semacam ini, apalagi dikaitkan dengan proyek liberalisasi. Whelaaah...
Begini ndoro, bagi saya sederhana, Islam Nusantara dalam salah satu titik adalah
Read more ...

Manakah islam yang sebenarnya ?

Kamis, 30 Juli 2015

Manakah yang sebenarnya Islam?
Yang biasa bisa saja, normal, apa adanya, damai dengan apa yang ada (perbedaan)? Atau....... Yang mengada ngada, memaksakan kehendak (semua harus serba syariat)?
Read more ...

Mencermati Gaya Tulisan Kelompok Takfiri yang Unik

Rabu, 29 Juli 2015

Mencermati gaya tulisan kelompok Takfiri itu "unik". Keunikannya terletak pada kesembronoan dalam ber-istidlal dan birahi pengkafiran yang nyaris menjadi kegemaran sehari-hari. Saya bahkan menduga, bagi kelompok ini, fitnah adalah bagian dari tiang agama. Secara garis besar, kelompok Wahhabi-Takfiri itu menyusun narasi tulisannya sebagai berikut:

Pertama, susun narasi tentang lawanmu. Kebaikannya tulis beberapa
Read more ...

Tamparan keras dr Gus Mus untuk islam radikal:

Minggu, 26 Juli 2015

  1. Gus Mus juga merasa heran kenapa gerakan Islam radikal seperti kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) ada pengikutnya di Indonesia. “ISIS payu (terjual) di Indonesia itu
Read more ...

Sungguh Ironis dan Menyedihkan

Sabtu, 25 Juli 2015
Kalau ada gereja dibakar non kristen itu gak aneh bagiku, kalau ada masjid dibakar non muslim itu gak aneh bagiku, yang aneh bagiku kalau masjid dihancurkan dan dibom sama mereka yang ngaku muslim, yang aneh bagiku kalau ada gereja dihancurkan dan di bom sama umat yang ngaku kristen, lebih pedih rasanya kalau mesjid dihancurkan oleh sekelompok golongan yang ngaku muslim, bagai duri dalam daging, bagai anak yang
membunuh orangtua kandungnya sendiri mesjid ketika dibakar oleh non muslim hati kita panas, lalu bagaimana dengan mesjid yang dihancurkan dan di bom oleh golongan sendiri yang mengaku ISLAM ? apa kita diam dan tidak merasa panas?
Read more ...

Habib Umar bin Hafidzdan Duduk Berdampingan dengan Ayatullah Sayyid Hasan Al Qazwini

Jumat, 24 Juli 2015
Habib Umar bin Hafidz (Ulama Besar Ahlus Sunnah wal Jama'ah abad ini dari Yaman) dan Ayatullah Sayyid Hasan Al Qazwini (Ulama Besar Syiah) tampak sedang
Read more ...

Makna Falsafah yang terkandung di Lirik Lagu Band Letto

Kamis, 23 Juli 2015

Selain memiliki lirik lagu yang selalu melankolis dan romantis, tak dipungkiri liriknya pun sangat filosofis dan agamis, itulahh grup band Letto.
Read more ...

Propaganda Perang antara Sunni dan Syiah di suriah

Rabu, 22 Juli 2015


Perang sunni vs syiah tak lebih adalah sebuah propaganda orang yang ingin merusak kerukunan antar sesama
muslim. Pada waktu yang lalu Jum'at pagi 17 Juli 2015, Presiden Suriah Bashar Al-Assad melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Al-Hamad Damaskus. Tampak bersama beliau para ulama Ahlusunnah wal jama'ah Suriah seperti Syaikh Dr. Taufiq Al- Buthi (Putra As-Syahid Syaikh Said Al Buthi), Syaikh Ahmad Badruddin Hassun (Grand Mufti Suriah), Syaikh Dr. Muhammad Syarif Showaf (Rektor Univ. Ahmad Kuftaro), Syaikh Dr.Muhammad Abdul Sattar Al-Sayyid (Mentri Awqaf), Prof. Dr. Hosamuddin Farfur (Rektor Univ Al-Fatih Al-Islami), Syaikh M Adnan al-Afyuni (Mufti Damascus) dll.
Read more ...

MUSLIM GAGAL PAHAM ISLAM

Rabu, 15 Juli 2015

Muslim gagal paham Islam adalah muslim yang menerapkan ayat "dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar" (QS 3:104), TANPA MENYERTAI ayat "serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah dengan cara yang baik." (QS 16:125)

Muslim gagal paham Islam adalah muslim yang memelihara

Read more ...

DALIL NASIONALISME

Selasa, 14 Juli 2015

Nabi Muhammad SAW bersabda, "pemerintahan Khilafah pada umatku (berlangsung) selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu dipimpin oleh pemerintahan Kerajaan.” (HR.Ahmad 20910, al-Tirmidzi 2152). Bila dihitung masa kekhalifahan Abu Bakar (2 tahun), Umar (10 tahun), Utsman (12 tahun) dan Ali (6 tahun), maka sesuai dengan ramalan Rosulullah: masa Khilafah berlangsung selama 30 tahun, lalu diteruskan oleh era Monarki Kerajaan Umayah.

Namun yang perlu dicermati dari Hadits Sahih ini adalah nubuat Rosul yang menyatakan bahwa masa Khilafah BERAKHIR bersama dengan tutup usianya Khalifah terakhir (Ali bin Abi Talib), dan apapun yang muncul setelah era para sahabat (Khaulafur Rasyidun) sudah BUKAN

Read more ...

Propaganda Wahabi "Kebencian antara sunni dan syiah"

Senin, 13 Juli 2015

Masih percaya propaganda kebencian antara sunni syiah?

cuma orang bego yg mudah di provokasi isu kebencian antara sunni dan syiah ingat musuh islam sebenarnya adalah orang" yg menebarkan faham kebencian antar sesama muslim
Read more ...

Nasihat Al Habib Abdurrahman bin Hasan Al Habsyi

Minggu, 12 Juli 2015

Read more ...

Nasihat Imam Ali bin Abi Thalib

Sabtu, 11 Juli 2015

Read more ...

Nasihat Habib Ali Zaenal Abidin

Jumat, 10 Juli 2015

Read more ...

Ciri - ciri dan Penyimpangan yang dilakukan oleh kaum Wahabi

Kamis, 09 Juli 2015

AQIDAH
1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu:
(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.
(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristigathah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama‟ Islam khasnya ulama‟ empat Imam madzhab.
(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala seperti:
Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila
Merterjemahkan yad sebagai tangan
Menterjemahkan wajh sebagai muka
Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya)
Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk
Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat
Menterjemah saq sebagai betis
Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll
Menyatakan bahawa Allah SWT mempunyai “surah” atau rupa
Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutashabihat
2. Memahami ayat-ayat mutashabihat secara zhahir tanpa penjelasan terperinci dari ulama-ulama yang mu’tabar
3. Menolak asy-Sya’irah dan al-Maturidiyah yang merupakan ulama’ Islam dalam perkara Aqidah yang diikuti mayoritas umat islam
4. Sering mengkrititik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.
5. Menyamakan asy-Sya’irah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mu’aththilah dalam perkara mutashabihat.
6. Menolak dan menganggap tauhid sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkanfalsafah Yunani dan Greek.
7. Berselindung di sebalik mazhab Salaf.
8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-
Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah.
9. Sering menuduh bahwa Abu Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke mazhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab asy-Sya’irah. Menuduh ulama’ asy-Sya’irah tidak betul-betul memahami faham Abu Hasan Al-Asy’ari.
10. Menolak ta’wil dalam bab Mutashabihat.
11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan syirik.
12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam [membaca maulid dll] membawa kepada perbuatan syirik.
13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan
dalih menghindari syirik.
14. Pemahaman yang salah tentang makna syirik, sehingga mudah menghukumi orang sebagai pelaku syirik.
15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah dengan para anbiya’ serta sholihin.
16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai cabang-cabang syirik.
17. Memandang remeh karamah para wali [auliya’].
18. Menyatakan bahwa ibu bapa dan datuk Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak selamat dari adzab api neraka.
19. Mengharamkan mengucap “radhiallahu ‘anha” untuk ibu Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam, Sayyidatuna Aminah.
SIKAP
1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan
mereka.
2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak).
3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun tidak layak).
4. Sering memtertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama yang lain.
5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsir ke atas orang Islam.
6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu syaz (janggal).
HADITS
1. Menolak beramal

Read more ...

Tradisi Rambut Gundul ala Wahabi

Rabu, 08 Juli 2015
Supaya makin jelas, satu lagi ciri tanduk syaitan. Dalam hadits tanduk syetan, terdapat kalimat:
سيماهم التحليق
M : "Kok Wahabi sekarang gak gundul?"
S : "Ya kalo hari gini wahhabi mau bergundul-gundul ria, namanya bunuh diri, mbah...!"
Ceritanya begini, mbah:
Dulu, Muhammad bin Abdul Wahab, tiap ada pemeluk baru masuk, langsung disuruh cukur gundul. Alasannya, itu rambut masa kemusyrikan. Langsung cukur habis alias gundul. Laki maupun perempuan. Plontos, men!
Suatu ketika, datang seorang wanita melabrak MBAW. Dia berkata “Kau telah memerintahkan wanita untuk dicukur gundul". Tahukah kau bahwa rambut bagi wanita bernilai seperti jenggot pada laki-laki arab? Mengapa tidak kau cukur juga jenggot para laki? Bukankah itu juga jenggot masa kemusyrikan?”
Muhammad bin Abdul Wahhab langsung diam. Bingung, mbah…!
Nah, sejak saat itu, acara pergundulan rambut musyrik

Read more ...

Kisah taubatnya Ibnu Taimiyyah di hadapan Para Ulama Ahlussunnah ( Fakta sejarah yang terlupakan )

Selasa, 07 Juli 2015


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله ذي الحمد المجيد، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله محمد خير العَبيد، ثم على المُبَشِّرين به وآله وصَحْبِه وخُلفائه وورثته إلى يوم المَزيد.

Sedikit saya akan mengungkap fakta sejarah yang jarang dikupas secara singkat tentang kisah taubatnya seorang figur yang menjadi cikal bakal ajaran wahhabiyah yaitu Ibnu Taimiyyah Al-Harrani. Fakta sejarah ini telah ditulis oleh banyak ulama Ahlus sunnah wal jama'ah yang hidup sezaman dengan Ibnu Taimiyyah bahkan di antara mereka adalah mantan murid dari Ibnu Taimiyyah, seperti Adz-Dzahabi dan Ibnu Syakir.

Para ulama yang menulis sejarah Ibnu Taimiyyah adalah orang-orang yang hidup semasa dengan Ibnu Taimiyyah, mereka menyaksikan, bertemu langsung dan bahkan ada yang berguru kepadanya sebelum Ibnu Taimiyyah menyimpang dari ajaran salaf kemudian membebaskan diri setelah mengetahui Ibnu Taimiyyah menyimpang dari ajaran mayoritas umat muslim. Maka mereka para ulama tersebut lebih mengetahui sejarah dan ajaran Ibnu Taimiyyah ketimbang kita dan para wahhabi sekarang ini.

Sebelumnya ada baiknya kita mengetahui sedikit komentar para ulama Ahlus sunnah wal jama'ah tentang ajaran Ibnu Taimiyyah :

قال المحدث الحافظ الفقيه ولي الدين العراقي ابن الشيخ الحفاظ زين الدين العراقي : انه خرق الاجماع في مسائل كثيرة قيل تبلغ ستين مسألة بعضها في الاصول و بعضها في الفروع خالف فيها بعد انعقاد الاجماع عليها. ( الاجوبة المرضية على المسألة المكية)

Seorang Ahli Hadits yang mendapat gelar Al-Hafidz Al-Faqih, Waliyuddin Al-Iraqi bin Syaikh Al-Haffadz Zainuddin Al-Iraqi berkata " Sesungguhnya Ibnu Taimiyyah telah merusak mayoritas umat muslim di dalam banyak permasalahan, dikatakan mencapai 60 permasalahan sebagian mengenai akidah dan sebagian lainnya mengenai furu'. Ia telah menyalahi permasalahan-permasalahan yang telah disepakati oleh umat Islam ".
(Al-Ajwibatul Mardhiyyah 'alal mas-alatil makkiyyah)

قال الشيخ ابن حجر الهيتمي ناقلا المسائل التي خالف فيها ابن تيميه اجماع المسلمين ما نصه : وان العالم قديم بالنوع ولم يزل مع الله مخلوقا دائما فجعله موجبا بالذات لا فاعلا بالاختيارتعالى الله عن ذالك, وقوله بالجسمبة والجهة والانتقال و انه بقدر العرش لااصغر ولا اكبر , تعالى الله عن هذا الافتراء الشنيع القبيخ والكفر البراح الصريح. (الفتاوى الحديثية ص: ١١٦)

Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitamy berkata dengan menukil permasalahan-permasalahan Ibnu Taimiyyah yang menyalahi kesepakaran umat Islam, yaitu : (Ibnu Taimiyyah telah berpendapat) bahwa Alam itu bersifat dahulu dengan satu macam, dan selalu makhluk bersama Allah. Ia telah menyandarkan alam dengan Dzat Allah Swt bukan dengan perbuatan Allah scra ikhtiar, sungguh Maha Luhur Allah dari penyifatan yang demikian itu. Ibnu Taimiyyah juga berkeyakinan adanya jisim pada Allah Swt, arah dan perpindahan. Ia juga berkeyakinan bahwa Allah tidak lebih kecil dan tidak lebih besar dari Arsy. Sungguh Allah maha Suci atas kedustaan keji dan buruk ini serta kekufuran yang nyata ".
(Al-Fatawa Al-Haditsiyyah : 116)

وقال ايضا ما نصه : واياك ان تصغي الى ما في كتب ابن تيمية وتلميذه ابن القيم الجوزية وغيرهما ممن اتخذ الهه هواه واضله الله على علم و ختم على سمعه وقلبه وجعل على بصره غشاوة فمن يهديه من بعدالله. و كيف تجاوز هؤلاء الملحدون الحدود و تعدواالرسوم وخرقوا سياج الشربعة والحقيقة فظنوا بذالك انهم على هدى من ربهم وليسوا كذالك. (الفتاوى الحديثية ص:۲۰۳)

Beliau Syaikh Ibnu Hajar juga berkata " Maka berhati-hatilah kamu, jangan kamu dengarkan apa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dan selain keduanya dari orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah telah menyesatkannya dari ilmu serta menutup telinga dan hatinya dan menjdaikan penghalang atas pandangannya. Maka siapakah yang mampu member petunjuk atas orang yang telah Allah jauhkan ?. Bagaimana orang-orang sesat itu telah melampai batasan-batasan syare'at dan aturan, dan mereka pun juga telah merobek pakaian syare'at dan hakikat, mereka masih menyangka bahwa mereka di atas petunjuk dari Tuhan mereka, padahal sungguh tidaklah demikian ".
(Al-Fatawa Al-Haditsiyyah : 203)

Seorang ulama besar Syaikh Abu Al-Hasan Ali Ad-Dimasyqi Rh berkata dari ayahnya bahwasanya beliau bercerita " Ketika kami sedang duduk di majlis Ibnu Taimiyyah, dan ia berceramah hingga sampai pada pembahasan ayat Istiwa, ia berkata " Allah Swt beristiwa di atas arasy-Nya seperti istiwaku ini ", maka manusia kaget dan segera melompat ke arah Ibnu Taimiyyah dengan satu lompatan dan menurunkanya dari kursi kemudian orang-orang segera menampar dan memukulnya dengan sandal-sandal mereka dan selainnya. Mereka membawa Ibnu Taimiyyah ke salah satu hakim, maka berkumpullah di majlis tersebut para ulama dan mereka mulai mengintrogasinya " Apa dalil dari yang telah engkau katakan tadi ? ", Ibnu Taimiyyah menjawab " Firman Allah Swt ; Ar-Rahmaanu 'alal arsyis tawaa ", maka para ulama tertawa dan tahulah mereka bahwa ibnu taimiyyah adalah orang bodoh. Yang tidak mengetahui kaidah-kaidah ilmu.
Kemudian para ulama bertanya lagi untuk memastikan urusannya " Apa pendapatmu tentang firman Allah :
فاينما تولوا فثم وجه الله " Dimanapun kamu menghadap maka di sanalah wajah Allah " ? Maka Ibnu Taimiyyah menjawab dengan jawaban yang meyakinkan bahwa ia termasuk orang bodoh yang sebenarnya, ia tidak mengetahui apa yang ia katakana dan ia telah tertipu oleh pujian orang-orang awam padanya dan beberapa para ulama jumud yang kosong dari ilmu yang berdasarkan dalil-dalil.
(Al-Maqoolat As-Sunniyah : 36)

Sangat banyak hujatan para ualam Aswaja (Ahlus sunnah wal jama'ah) kepada Ibnu Taimiyyah mengenai ajaran-ajarannya yang menyimpang dari mayoritas ulama dan umat Islam, bahkan para ulama sempat mengarang kitab-kitab untuk membantaha ajaran-ajarannya dan demi menyelamatkan umat Islam dari kesesatannya. Di antaranya :

1. Al-Qâdlî al-Mufassir Badruddin Muhammad ibn Ibrahim ibn Jama'ah asy-Syafi'i (w 733 H).
2. Al-Qâdlî Ibn Muhammad al-Hariri al-Anshari al-Hanafi.
3. Al-Qâdlî Muhammad ibn Abi Bakr al-Maliki.
4. Al-Qâdlî Ahmad ibn Umar al-Maqdisi al-Hanbali.
Ke empat ulama yang juga menjabat qodhi inilah yang merekomendasikan fatwa untuk memenjarakan Ibnu Taimiyyah. Dan sempat berpindah-pindah penjara.
4. Syekh Shaleh ibn Abdillah al-Batha-ihi, Syekh al-Munaibi' ar-Rifa'i. salah seorang ulama terkemuka yang telah menetap di Damaskus (w 707 H).
5. Syekh Kamaluddin Muhammad ibn Abi al-Hasan Ali as-Sarraj ar-Rifa'i al-Qurasyi asy-Syafi'i. salah seorang ulama terkemuka yang hidup semasa dengan Ibn Taimiyah sendiri. Tuffâh al-Arwâh Wa Fattâh al-Arbâh
6. Ahli Fiqih dan ahli teologi serta ahli tasawwuf terkemuka di masanya; Syekh Tajuddin Ahmad ibn ibn Athaillah al-Iskandari asy-Syadzili (w 709 H).
7. Pimpinan para hakim (Qâdlî al-Qudlât) di seluruh wilayah negara Mesir; Syekh Ahmad ibn Ibrahim as-Suruji al-Hanafi (w 710 H) • I'tirâdlât 'Alâ Ibn Taimiyah Fi 'Ilm al-Kalâm.
8. Pimpinan para hakim madzhab Maliki di seluruh wilayah negara Mesir pada masanya; Syekh Ali ibn Makhluf (w 718 H). Di antara pernyataannya sebagai berikut: "Ibn Taimiyah adalah orang yang berkeyakinan tajsîm, dan dalam keyakinan kita barangsiapa berkeyakinan semacam ini maka ia telah menjadi kafir yang wajib dibunuh".
9. Syekh al-Faqîh Ali ibn Ya'qub al-Bakri (w 724 H). Ketika suatu waktu Ibn Taimiyah masuk wilayah Mesir, Syekh Ali ibn Ya'qub ini adalah salah seorang ulama terkemuka yang menentang dan memerangi berbagai faham sesatnya.
10. Al-Faqîh Syamsuddin Muhammad ibn Adlan asy-Syafi'i (w 749 H). Salah seorang ulama terkemuka yang hidup semasa dengan Ibn Taimiyah yang telah mengutip langsung bahwa di antara kesesatan Ibn Taimiyah mengatakan bahwa Allah berada di atas arsy, dan secara hakekat Dia berada dan bertempat di atasnya, juga mengatakan bahwa sifat Kalam Allah berupa huruf dan suara.

11. Imam al-Hâfizh al-Mujtahid Taqiyuddin Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 756 H). • al-I'tibâr Bi Baqâ' al-Jannah Wa an-Nâr. • ad-Durrah al-Mudliyyah Fî ar-Radd 'Alâ Ibn Taimiyah. • Syifâ' as-Saqâm Fî Ziyârah Khair al-Anâm. • an-Nazhar al-Muhaqqaq Fi al-Halaf Bi ath-Thalâq al-Mu'allaq. • Naqd al-Ijtimâ' Wa al-Iftirâq Fî Masâ-il al-Aymân Wa ath-Thalâq. • at-Tahqîq Fî Mas-alah at-Ta'lîq. • Raf'u asy-Syiqâq Fî Mas'alah ath-Thalâq.
12. Al-Muhaddits al-Mufassir al-Ushûly al-Faqîh Muhammad ibn Umar ibn Makki yang dikenal dengan sebutan Ibn al-Murahhil asy-Syafi'i (w 716 H). Di masa hidupnya ulama besar ini telah berdebat dan memerangi Ibn Taimiyah.
13. Imam al-Hâfizh Abu Sa'id Shalahuddin al-'Ala-i (w 761 H). Imam terkemuka ini mencela dan telah memerangi Ibn Taimiyah. Lihat kitab Dakhâ-ir al-Qashr Fî Tarâjum Nubalâ' al-'Ashr karya Ibn Thulun pada halaman 32-33. • Ahâdîts Ziyârah Qabr an-Naby.
14. Pimpinan para hakim (Qâdlî al-Qudlât) kota Madinah Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Musallam ibn Malik ash-Shalihi al-Hanbali (w 726 H).
15. Imam Syekh Ahmad ibn Yahya al-Kullabi al-Halabi yang dikenal dengan sebutan Ibn Jahbal (w 733 H), semasa dengan Ibn Taimiyah sendiri. • Risâlah Fî Nafyi al-Jihah.
16. Al-Qâdlî Kamaluddin ibn az-Zamlakani (w 727 H). Ulama besar yang semasa dengan Ibn Taimiyah ini telah memerangi seluruh kesesatan Ibn Taimiyah, hingga beliau menuliskan dua risalah untuk itu. Pertama dalam masalah talaq, dan kedua dalam masalah ziarah ke makam Rasulullah.
17. Al-Qâdlî Shafiyuddin al-Hindi (w 715 H), semasa dengan Ibn Taimiyah sendiri.
18. Al-Faqîh al-Muhaddits Ali ibn Muhammad al-Baji asy-Syafi'i (w 714 H). Telah memerangi Ibn Taimiyah dalam empat belas keyakinan sesatnya, dan telah mengalahkan serta menundukannya.
19. Sejarawan terkemuka (al-Mu-arrikh) al-Faqîh al-Mutakallim al-Fakhr ibn Mu'allim al-Qurasyi (w 725 H). • Najm al-Muhtadî Wa Rajm al-Mu'tadî
20. Al-Faqîh Muhammad ibn Ali ibn Ali al-Mazini ad-Dahhan ad-Damasyqi (w 721 H). • Risâlah Fî ar-Radd 'Alâ Ibn Taimiyah Fî Mas-alah ath-Thalâq. • Risâlah Fî ar-Radd 'Alâ Ibn Taimiyah Fî Mas-alah az-Ziayârah
21. Al-Faqîh Abu al-Qasim Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad asy-Syirazi (w 733 H). • Risâlah Fi ar-Radd 'Alâ Ibn Taimiyah
22. Al-Faqîh al-Muhaddits Jalaluddin al-Qazwini asy-Syafi'i (w 739 H).
23. As-Sulthan Ibn Qalawun (w 741 H). Beliau adalah Sultan kaum Muslimin saat itu, telah menuliskan surat resmi prihal kesesatan Ibn Taimiyah.
24. Al-Hâfizh adz-Dzahabi (w 748 H) yang merupakan murid Ibn Taimiyah sendiri. • Bayân Zaghl al-'Ilm Wa ath-Thalab. • an-Nashîhah adz-Dzahabiyyah.
Al-Mufassir Abu Hayyan al-Andalusi (745 H). • Tafsîr an-Nahr al-Mâdd Min al-Bahr al-Muhîth
25. Syekh Afifuddin Abdullah ibn As'ad al-Yafi'i al-Yamani al-Makki (w 768 H).
26. Al-Faqîh Syekh Ibn Bathuthah, salah seorang ulama terkemuka yang telah banyak melakukan rihlah (perjalanan).
27. Al-Faqîh Tajuddin Abdul Wahhab ibn Taqiyuddin Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 771 H). • Thabaqât asy-Syâfi'iyyah al-Kubrâ
28. Seorang ulama ahli sejarah terkemuka (al-Mu-arrikh) Syekh Ibn Syakir al-Kutubi (w 764 H). • 'Uyûn at-Tawârikh.
29. Syekh Umar ibn Abi al-Yaman al-Lakhmi al-Fakihi al-Maliki (w 734 H). • at-Tuhfah al-Mukhtârah Fî ar-Radd 'Alâ Munkir az-Ziyârah
30. Al-Qâdlî Muhammad as-Sa'di al-Mishri al-Akhna'i (w 750 H). • al-Maqâlât al-Mardliyyah Fî ar-Radd 'Alâ Man Yunkir az-Ziyârah al-Muhammadiyyah, dicetak satu kitab dengan al-Barâhîn as-Sâthi'ah karya Syekh Salamah al-Azami.
31. Syekh Isa az-Zawawi al-Maliki (w 743 H). • Risâlah Fî Mas-alah ath-Thalâq.
32. Syekh Ahamad ibn Utsman at-Turkimani al-Jauzajani al-Hanafi (w 744 H). • al-Abhâts al-Jaliyyah Fî ar-Radd 'Alâ Ibn Taimiyah.
33. Imam al-Hâfizh Abdul Rahman ibn Ahmad yang dikenal dengan Ibn Rajab al-Hanbali (w 795 H). •
34. Bayân Musykil al-Ahâdîts al-Wâridah Fî Anna ath-Thalâq ats-Tsalâts Wâhidah.
35. Imam al-Hâfizh Ibn Hajar al-Asqalani (w 852 H). • ad-Durar al-Kâminah Fî A'yân al-Mi-ah ats-Tsâminah. • Lisân al-Mizân. • Fath al-Bâri Syarh Shahîh al-Bukhâri. • al-Isyârah Bi Thuruq Hadîts az-Ziyârah.
36. Imam al-Hâfizh Waliyuddin al-Iraqi (w 826 H). • al-Ajwibah al-Mardliyyah Fî ar-Radd 'Alâ al-As-ilah al-Makkiyyah.
37. Al-Faqîh al-Mu-arrikh Imam Ibn Qadli Syubhah asy-Syafi'i (w 851 H). • Târîkh Ibn Qâdlî Syubhah.
38. Al-Faqîh al-Mutakallim Abu Bakar al-Hushni penulis kitab Kifâyah al-Akhyâr (829 H). • Daf'u Syubah Man Syabbah Wa Tamarrad Wa Nasaba Dzâlika Ilâ Imam Ahmad.
39. Salah seorang ulama terkemuka di daratan Afrika pada masanya; Syekh Abu Abdillah ibn Arafah at-Tunisi al-Maliki (w 803 H).
40. Al-'Allâmah Ala'uddin al-Bukhari al-Hanafi (w 841 H). Beliau mengatakn bahwa Ibn Taimiyah adalah seorang yang kafir. Beliau juga mengkafirkan orang yang menyebut Ibn Taimiyah dengan Syekh al-Islâm jika orang tersebut telah mengetahui kekufuran-kekufuran Ibn Taimiyah. Pernyataan al-'Allâmah Ala'uddin al-Bukhari ini dikutip oleh Imam al-Hâfizh as-Sakhawi dalam kitab adl-Dlau' al-Lâmi'.

Dan masih banyak lagi ulama yang lainnya.

Sekarang marilah kita simak penuturan seorang ulama yang sezaman dengan Ibnu Taimiyyah yaitu Ibnu Syakir Al-Kutuby dalam salah satu kitab tarikhnya juz 20 yang telah diabadikan oleh seorang ulama besar dari kalangan Ahklus sunnah yang terkenal di seluruh penjuru dunia yaitu Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Astqolani dalam kitabnya " Ad-Duroru Al-Kaaminah " dan beliau juga penyarah kitab Shohih Bukhori yang dinamakan Fathu Al-Bari. Berikut penuturan beliau yang begitu panjang namun saya singkat dengan tanpa menghilangkan maksud tujuannya :
Sidang Pertama :

" Di tahun 705 di hari ke delapan bulan Rajab, Ibnu Taimiyyah disidang dalam satu majlis persidangan yang dihadiri oleh para penguasa dan para ulama ahli fiqih di hadapan wakil sulthon. Maka Ibnu Taimiyyah ditanya tentang aqidahnya, lalu ia mengutarakan sedikit dari aqidahnya. Kemudian dihadirkan kitab aqidahnya Al-Wasithiyyah dan dibacakan dalam persidangan, maka terjadilah pembahasan yang banyak dan masih ada sisa pembahasan yang ditunda untuk sidang berikutnya.

Dan di tahun 707 hari ke-6 bulan Rabi'ul Awwal hari kamis, Ibnu Taimiyyah menyatakan taubatnya dari akidah dan ajaran sesatnya di hadapan para ulama Ahlus sunnah wal jama'ah dari kalangan empat madzhab, bahkan ia membuat perjanjian kepada para ulama dan hakim dengan tertulis dan tanda tangan untuk tidak kembali ke ajaran sesatnya, namun setelah itu ia pun masih sering membuat fatwa-fatwa nyeleneh dan mengkhianati surat perjanjiannya hingga akhirnya ia mondar-mandir masuk penjara dan wafat di penjara sebagaimana nanti akan diutarakan ucapan dari para ulama.

Berikut ini pernyataan Ibnu taimiyyah tentang pertaubatannya :

الحمد الله، الذي أعتقده أن في القرءان معنى قائم بذات الله وهو صفة من صفات ذاته القديمة الأزلية وهو غير مخلوق، وليس بحرف ولا صوت، وليس هو حالا في مخلوق أصلا ولا ورق ولا حبر ولا غير ذلك، والذي أعتقده في قوله: ? الرحمن على آلعرش آستوى ? [سورة طه] أنه على ما قال الجماعة الحاضرون وليس على حقيقته وظاهره، ولا أعلم كنه المراد به، بل لا يعلم ذلك إلا الله، والقول في النزول كالقول في الاستواء أقول فيه ما أقول فيه لا أعرف كنه المراد به بل لا يعلم ذلك إلا الله، وليس على حقيقته وظاهره كما قال الجماعة الحاضرون، وكل ما يخالف هذا الاعتقاد فهو باطل، وكل ما في خطي أو لفظي مما يخالف ذلك فهو باطل، وكل ما في ذلك مما فيه إضلال الخلق أو نسبة ما لا يليق بالله إليه فأنا بريء منه فقد تبرأت منه وتائب إلى الله من كل ما يخالفه وكل ما كتبته وقلته في هذه الورقة فأنا مختار فى ذلك غير مكره.

(كتبه أحمد بن تيمية) وذلك يوم الخميس سادس شهر ربيع الآخر سنة سبع وسبعمائة.

" Segala puji bagi Allah yang aku yakini bahwa di dalam Al-Quran memiliki makna yang berdiri dengan Dzat Allah Swt yaitu sifat dari sifat-sifat Dzat Allah Swt yang maha dahulu lagi maha azali dan al-Quran bukanlah makhluq, bukan berupa huruf dan suara, bukan suatu keadaan bagi makhluk sama sekali dan juga bukan berupa kertas dan tinta dan bukan yang lainnya. Dan aku meyakini bahwa firman Allah Swt " الرحمن على آلعرش آستوى adalah apa yang telah dikatakan oleh para jama'ah (ulama) yang hadir ini dan bukanlah istawa itu secara hakekat dan dhohirnya, dan aku pun tidak mengetahui arti dan maksud yang sesungguhnya kecuali Allah Swt, bukan istawa secara hakekat dan dhohir seperti yang dinyatakan oleh jama'ah yang hadir ini. Semua yang bertentangan dengan akidah I ni adalah batil. Dan semua apa yang ada dalam tulisanku dan ucapanku yang bertentangan dari semua itu adalah batil. Semua apa yang telah aku gtulis dan ucapkan sebelumnya adalah suatu penyesatan kepada umat atau penisbatan sesuatu yang tidak layak bagi Allah Swt, maka aku berlepas diri dan menjauhkan diri dari semua itu. Aku bertaubat kepada Allah dari ajaran yang menyalahi-Nya. Dan semua yang aku dan aku ucapkan di kertas ini maka aku dengan suka rela tanpa adanya paksaan "
Telah menulisnya :

(Ahmad Ibnu Taimiyyah)

Kamis, 6-Rabiul Awwal-707 H.

Di atas surat pernyaan itu telah ditanda tangani di bagian atasnya oleh Ketua hakim, Badruddin bin jama'ah.

Pernyataan ini telah disaksikan, diakui dan ditanda tangani oleh :

- Muhammad bin Ibrahim Asy-Syafi'i, beliau menyatakan :
اعترف عندي بكل ما كتبه بخطه في التاريخ المذكور
(Aku mengakui segala apa yang telah dinyatakan oleh Ibnu Taimiyyah ditanggal tersebut)
- Abdul Ghoni bin Muhammad Al-Hanbali :
اعترف بكل ما كتب بخطه
(Aku mengakui apa yang telah dinyatakannya)
- Ahmad bin Rif'ah
- Abdul Aziz An-Namrowi :
أقر بذلك (Aku mengakuinya)
- Ali bin Miuhammad bin Khoththob Al-Baji Asy-Syafi'I :
أقر بذلك كله بتاريخه (Aku mengakui itu dengan tanggalnya)
- Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Husaini :
جرى ذلك بحضوري في تاريخه (Ini terjadi di hadapanku dengan tanggalnya)
- Abdullah bin jama'ah (Aku mengakuinya)
- Muhammad bin Utsman Al-Barbajubi :
أقز بذلك وكتبه بحضوري (Aku mengakuinya dan menulisnya dihadapanku)

Mereka semua adalah para ulama besar di masa itu salah satunya adalah syaikh Ibnu Rif'ah yang telah mengarang kitab Al-Matlabu Al-'Aali " syarah dari kitab Al-Wasith imam Ghozali sebanyak 40 jilid.
Namun faktanya Ibnu Taimiyah tidak lama melanggar perjanjian tersebut dan kembali lagi dengan ajaran-ajaran menyimpangnya. Sampai-sampai dikatakan oleh seorang ulama :
لكن لم تمض مدة على ذلك حتى نقض ابن تيمية عهوده ومواثيقه كما هو عادة أئمة الضلال ورجع إلى عادته القديمة في الإضلال.
" Akan tetapi tidak lama setelah itu Ibnu Taimiyyah melanggar perjanjian dan pernyataannya itu sebegaimana kebiasaan para imam sesat dan ia kembali pada kebiasaan lamanya di dalam menyesatkan umat "

Sidang kedua :

Diadakan hari jum'ah hari ke-12 dari bulan Rajab. Ikut hadir saat itu seorang ulama besar Shofiyuddin Al-Hindiy. Maka mulailah pembahasan, mereka mewakilkan kepada syaikh Kamaluddin Az-Zamalkani dan akhirnya beliau memenangkan diskusi itu, beliau telah membungkam habis Ibnu Taimiyyah dalam persidangan tersebut. Ibnu Taimiyyah merasa khawatir atas dirinya, maka ia member kesaksian pada orang-orang yang hadir bahwa ia mengaku bermadzhab Syafi'I dan beraqidah dengan aqidah imam Syafi'i. Maka orang-orang ridho dengannya dan mereka pun pulang.

Sidang ketiga :

Sebelumnya Ibnu Taimiyyah mengaku bermadzhab Syafi'I, namun pada kenyataannya ia masih membuat ulah dengan fatwa-fatwa yang aneh-aneh sehingga banyak mempengaruhi orang lain. Maka pada akhir bulan Rajab, para ulama ahli fiqih dan para qodhi berkumpul di satu persidangan yang dihadiri wakil shulthon saat itu. Maka mereka semua saling membahas tentang permasalahan aqidah dan berjalanlah persidangan sbgaiamana persidangan yang pertama.
Setelah beberapa hari datanglah surat dari sulthon untuk berangkat bersama seorang utusan dari Mesir dengan permintaan ketua qodhi Najmuddin. Di antara isi surat tersebut berbunyi " Kalian mengetahui apa yang terjadi di tahun 98 tentang aqidah Ibnu Taimiyyah ". Maka mereka bertanya kepada orang-orang tentang apa yang terjadi pada Ibnu Taimiyyah. Maka orang-orang mendatangkan aqidah Ibnu Taimiyyah kepada qodhi Jalaluddin Al-Quzwaini yang pernah dihadapkan kepada ketua qodhi imamuddin. Maka mereka membincangkan masalah ini kepada Raja supaya mengirim surat untuk masalah ini dan raja pun mnyetujuinya.

Kemudian setelah itu Raja memerintahkan syamsuddin Muhammad Al-Muhamadar Ibnuuntuk mendatangi Ibnu Taimiyyah dan ia pun berkata kepada Ibnu Taimiyyah " Raja telah memerintahkanmu untuk pergi esok hari. Maka Ibnu Taimiyyah berangkat ditemani oleh dua Abdullah dan Abdurrahman serta beberapa jama'ahnya.

Sidang keempat :

Maka pada hari ketujuh bulan Syawwal sampailah Ibnu Taimiyyah ke Mesir dan diadakan satu persidangan berikutnya di benteng Kairo di hadapan para qodhi dan para ulama ahli fiqih dari empat madzhab. Kemudian syaikh Syamsuddin bin Adnan Asy-Syafi'I berbicara dan menyebutkan tentang beberapa fasal dari aqidah Ibnu Taimiyyah. Maka Ibnu Taimiyyah memulai pembicaraan dengan pujian kepada Allah Swt dan berbicara dengan pembicaraan yang mengarah pada nasehat bukan pengklarifikasian. Maka dijawa " Wahai syaikh, apa yang kau bicarakan kami telah mengetahuinya dan kami tidak ada hajat atas nasehatmu, kami telah menampilkan pertanyaan padamu maka jawablah ! ". Ibnu Taimiiyah hendak mengulangi pujian kepada Allah, tapi para ulama menyetopnya dan berkata " Jawablah wahai syaikh ". Maka Ibnu Taimiyyah terdiam ". Dan para ulama mengulangi pertanyaan berulang-ulang kali tapi Ibnu Taimiyyah selalu berbeli-belit dalam berbicara. Maka seorang qodhi yang bermadzhab Maliki memerintahkannya untuk memenjarakan Ibnu Taimiyyah di satu ruangan yang ada di benteng tersebut bersama dua saudaranya yang ikut bersamanya itu.

Begitu lamanya ia menetap di penjara dalam benteng tersebut hingga ia wafat dalam penjara pada malam hari tanggal 22, Dzulqo'dah tahun 728 H.

Sejarah ini telah ditulis oleh para ulama di dalam banyak literaul kitab yang mu'tabar di antaranya kitab Ad-Duraru Al-Kaminah karya Ibnu Hajar, kitab Nihayah Al-Arab Fi Funun Al-Adab karya As-Syeikh Syihabuddin An-Nuwairy wafat 733H cetakan Dar Al-Kutub Al-Misriyyah dan yang lainnya.

Demikian lah sejarah singkat Ibnu Taimiyah seorag figur dari cikal-bakal munculnya ajaran wahhabiyyah dan seorang ulama andalan yang dijadikan rujukan oleh para ulama wahhabi.
Semoga hal ini menjadi renungan bagi para pengikut wahhabi…

Nb : Insya Allah (jika Allah menaqdirkan umur panjang), berikutnya saya akan menulis sejarah lengkapnya Ibnu Taimiyah dan saya tampikan teks surat-surat dari para hakim saat itu dan juga surat dari para ulama besar serta mantan-mantan muridnya yang juga sempat menulis surat nasehat untuk Ibnu Taimiyyah.)



sumber
Read more ...

Ibnu Taimiyah (Tentang Tahlilan, Doa Dzikir Berjama'ah, Merangkai Doa Takbir Tahmid, Tasbih, Hauqalah, Shalawat).

Minggu, 05 Juli 2015

Syaikh Ibnu Taimiyah, ulama panutan dan sokoguru Wahhabi, pernah ditanya tentang ritual seperti tahlilan, yang mencampur antara ayat-ayat Al Quran, tahlil, istighfar, shalawat, dan lain-lain dalam satu komposisi. Ternyata Ibnu Taimiyah membenarkan serta menganjurkannya. Dalam hal ini Ibnu Taimiyah berkata :
“Ibnu Taimiyah ditanya, tentang seseorang yang memprotes ahli dzikir (berjama’ah) dengan berkata kepada mereka, “Dzikir kalian ini bid’ah. Mengeraskan suara yang kalian lakukan

Read more ...

PERINGATAN AL-QURAN AKAN KAUM YANG KLAIM INGIN MURNIKAN ISLAM

Minggu, 05 Juli 2015

وَإِذا قيلَ لَهُم لا تُفسِدوا فِي الأَرضِ قالوا إِنَّما نَحنُ مُصلِحونَ
أَلا إِنَّهُم هُمُ المُفسِدونَ وَلٰكِن لا يَشعُرونَ

"Ketika dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat

Read more ...

Nasihat KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Minggu, 05 Juli 2015

Read more ...

Nasihat KH. Musthofa Bisri (Gus mus)

Sabtu, 04 Juli 2015

Read more ...

Mau Pilih Ghuroba' Apa Mayoritas Ulama ?

Jumat, 03 Juli 2015

Abu Murokab :"ana tdk heran tuh kalo ada Aswaja yg mencak2,. Sumpah serapah,. Mencaci maki de el el... La wong Nabi jg dulu dakwahnya penuh tantangan dari kaum Musyrikin makkah ... ( mulai memancing percakapan )
Juha :"cieleh bang... lagian mana ada asap,,kalo abang ga nyalain api. . . Gak bakalan ada Reaksi kalo tdk ada aksi. . . Gak bakalan ada bantahan kalo abang ga bid'ahin dan nyela2 amalan orang. .. Mulut abang aja yg Usil ...
Abu Murokab :"Kami ini Pejuang Sunnah yg senantiasa akan selalu berusaha memurnikan Tauhid2 Aswaja .."
Juha :" Waduuhh .. Tauhid pake dimurnikan segala bang.. Kayak Bensin 2 tax aja ..ada istilah dimurnikan . .
Abu Murokab :" Haaaahh. .Memang susah berbicara dgn Aswaja yg pada taqlid buta sama
Read more ...

Mantan tukang tato Yakuza jadi Imam masjid di Jepang

Jumat, 03 Juli 2015


Nama aslinya Taki Takazawa. Rambutnya gondrong dan tubuhnya dipenuhi tato. Secara penampilan, dia nampak mirip dengan anggota kelompok mafia Jepang, biasa disebut Yakuza. Dia memang mantan tukang tato para anggota geng paling ditakuti di Negeri Matahari Terbit itu. Selama 20 tahun profesi itu digelutinya.

Tapi pandangan negatif pada penampilan fisiknya itu berubah saat dia mengumandangkan Azan. Takazawa kini menjadi
Read more ...

Pluralisme

Kamis, 02 Juli 2015

Manusia dengan berbagai warnanya, ada yang merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, dan warna lainnya.

Dengan keragaman warnanya, manusia yang berada di dalam kelompok masyarakat dapat BERSATU dengan HARMONIS membentuk sebuah pelangi.

Itulah esensi Pluralisme yang sesungguhnya, keberagaman warna masyarakat yang bisa bersatu membentuk sebuah pelangi.

Buat apa kita berputar-putar di definisi Pluralisme yang salah. Kalau kita hanya meributkan Pluralisme sebatas definisi saja, kita gak akan mencapai makna sejatinya Pluralisme, yaitu keharmonisan warna masyarakat. Nanti sering-sering meributkan definisi Pluralisme bisa-bisa kita malah jadi alergi dan benci sama kata Pluralisme itu sendiri dengan definisi yang salah lho.

Yo wis, yang penting kita hidup harmonis antar berbagai warna di dalam masyarakat Indonesia ini, biar kita bisa membangun pelangi di NKRI. Biarin aja mereka saling ribut tiada henti mengenai definisi Pluralisme, toh kita udah paham makna sejatinya Pluralisme itu apa. 'tul gak?


sumber
Read more ...

Tipu Daya Salafi - Wahabi

Rabu, 01 Juli 2015

Salafi Wahabi selalu berusaha untuk MENIPU Muslim Sunni menggunakan JURUS "maling teriak maling" , menghasut kebencian & provokasi konflik, menebar FITNAH "Syiah SEKUTU YAHUDI" (padahal mereka
Read more ...