Jika di Irak, Suriah dan Afganistan kelompok Sunni baku bunuh dengan
Syiah, atau kelompok kecil lain saling tukar bom dengan korban rakyat
tak berdosa, siapakah yang paling diuntungkan dengan konflik ini?
Industri....
Di saat kelompok Sunni mengirim suicide bomber ke
kawasan Syiah, atau sebaliknya, atau kelompok gerilyawan Taliban baku
bunuh dengan serdadu Hamid Karzai maupun pasukan Ashraf Ghani Ahmadzai,
atau para pejuang mengirim bingkisan bom ke wilayah Green Zone yang
dikuasai penjajah, bule-bule Amrik yang jadi bos industri perang malah
asyik menghisap cerutu, menikmati wine, sambil mendengarkan piringan
Mozart atau Bethoven.
Saat mesin perang Rusia yang didukung
pasukan Suriah menggempur basis FSA, Jabhat An-Nushrah maupun ISIS,
siapa yang diuntungkan? Industri mesin perang Rusia. Ketika ISIS dan
oposisi bersenjata melancarkan perlawanan siapa yang kantongnya semakin
menggelembung? para pialang senjata yang berpusat di
AS, Rusia, Inggris,
Belgia, Perancis, dan negara Eropa lainnya.
Bos-bos usahawan
jual beli mesin pencabut nyawa kantongnya semakin menggelembung. Tender
mengalir dengan adanya perang. Jasa mereka dibutuhkan oleh inlander
koloni jajahan.
Blackwater (AS), Dyncorps Int. LLC (AS),
ArmourCorp (Inggris), Control Risk Group (Inggris), Aegis Service Group
(Inggris), & Erinys Intl. Ltd (Afsel) adalah perusahaan penyedia
tentara bayaran, konsultan keamanan, pelatihan serdadu, dan centeng
bergengsi bagi pejabat dan investor baru di negara jajahan.
Tender jasa perawatan mesin perang dipegang oleh pabrikan senjata macam
Lockheed Martin, Raytheon, Boeing, General Dynamics, Textron, dll. Saat
AS menjajah, perusahaan ini nginthil ketiban proyek pemeliharaan mesin
perang sekaligus penyediaan suku cadang, terutama produk canggih seperti
B2, F117, U2, K-10, puluhan skuadron Apache, UAV, hingga Drone.
Adapun untuk mendukung tugas teliksandi macam CIA dan MI6, serta
intelijen pribumi, perusahaan seperti CACI, MZM Inc., Titan, hingga
Airscan lah yang kebanjiran order. Sedangkan untuk melatih serdadu
pribumi, Task Intl., DynCorp, dan O'Gara kebajiran tender. Konsultasi
rutinnya melalui DSL, LifeGuard, Group4Scuricor, Kroll Associates,
hingga Gray Security.
Jika sumberdaya alam mulai dikuasai dengan
cara kongkalikong dengan penguasa lokal, giliran Executive Outcomes,
COFRAS, maupun Ranco Consulting Group, yang bertugas mengelola keamanan
dan kelancaran proses pengelolaan tambang-tambang vital.
Karena
butuh keamanan tambahan di sekitar lokasi penting seperti tambang dan
instalasi vital, perusahaan Custer Battles, IIT, dan Intercom Security
kebagian tugas. Kontraknya bikin ngenes kaum pribumi. Jika belum
memadai, Hart Group dari Inggris dan Erinys Intl. dari Afsel turun
tangan.
Agar konvoi tentara, pekerja tambang, dan suplai bantuan
aman, ArmorGroup adalah ahlinya. British Genric Ltd. adalah
kompatriotnya. Tugasnya jadi pengawal konvoi.
Ini belum ngomong
perkara bisnis restrukturisasi/rehabilitasi fasilitas negara yang sudah
hancur, kontrak senjata antar negara, barter mesin perang dengan konsesi
migas/permata/lahan narkoba, bisnis perang yang dijalankan beberapa
anggota kongres AS dan parlemen Eropa.....
Sudahlah, sahabat
Sherlock Holmes yang berbahagia. Orang kere kayak kita makin mumet,
mumeeeet...mumeeeeet melihat alur bisnis perang di
atas..duwiiiit...duwiiiiit....
Siapa bilang orang kafir ketakutan
dengan misi Jihad al-Qaidah wa akhwatuha? Lha mereka malah bersyukur
sebab industri perangnya semakin ramai. Bagai industri antivirus yang
semakin bersorak jika ada virus terbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar