Firanda andirdja,
seorang penuntut Ilmu aliran wahhabi, ilmu yang didapati dari pendidikan
tingginya, Hanya berupa cacian dan cela'an kepada para Alim dan ulama' .
Alih-alih menjadi penyeimbang atau pengkritik karya ilmiyah Ulama'
dengan alasan meluruskan suatu faham yang dianggapnya salah, justeru
malah memposisikan dirinya sebagai seorang yang berfaham salah yang
perlu diluruskan, baik dari sisi aqidah maupun dari sisi amaliyah. dan
juga justeru malah menjauhkan dirinya dari metode dan akhlak Para
salafuna assoleh.
Takutlah kepada Allah wahai Firanda !! Dan
Ketahuilah Bahwa daging Para Ulama Itu
beracun, Allah pasti penyingkap
tirai para pencela mereka.
لُحُوْمُ الْعُلَمَاءِ مَسْمُوْمَةْ, وَعَادَةُ اللهِ فِيْ هَتْكِ أَسْتَارِ مُنْتَقِصِيْهِمْ مَعْلُوْمَةْ
Daging para ulama beracun. Allah pasti menyingkap tirai para pencela mereka.
Bagaimana menurut anda jika ada orang yang makan daging beracun?
Bukankah dia akan mati?! Maka demikian juga para penghina kehormatan
para ulama. Dan jika demikian keadaan para penghina ulama, niscaya
Hidupnya tak akan mendapat berkah, Racun-racun tersebut akan menjalar
dan menular kepada para pengikut dan penggemarnya, sehingga mereka tak
akan mati melainkan telah mendapati cacian dan makian yang lebih
mematikan.
Lalu kenapa Firanda di setempel sebagai pendusta oleh
sesama aliran wahhabinya? Tak lain itu adalah bias, dari kebiasan nya
dalam memcela dan mencaci para Ulama' solihin.
Bukankah Firanda
pengajar di Masjid nabwawi Madinah? adalah sebuah bukti bahwa dia
seorang yang punya kredible dan reputasinya sangat baik dan diakui. !!
Bukan begitu standart nya. yang perlu kita ketahui, pengajar keagamaan
didalam masjid nabawi sepanjang sejarah tidak selamanya dan tidak
semuanya pembela dan penegak kebenaran. ada yang lurus dan jujur, dan
ada juga yang bengkok sesuai kepentingan. Hanya Allah yang maha
mengetahui mana yang bengkok dan mana yang benar-benar lurus !
Contoh yang bengkok sesuai kepentingan itu [menurut saya] adalah Firanda
andirdja. hal itu dapat kita ketahui dari sepak terjangnya dalam
merendahkan dan mencela kehormatan para Ulama Ahlu sunnah terlebih yang
berada di dalam madzhab Abu hasan Al-as'ary dan Al-maturidi. tidak
memahami secara penuh esensi dalil, dalil yang belum difahami secara
utuh itu dia simpulkan sendiri, kemudian ditebarkan nya kepada kalangan
awam yang dengan mudah menjadi target penipuan ilmiyah, dengan hanya
melihat ketokohan seseorang dan tidak melihat esensi benar dan tidaknya
apa yang dilontarkan.
Tak ada sebuah dalil baik itu dari
Al-qur'an ataupun Sunnah, bahwa pengajar di dalam Masjid Nabawi adalah
terjamin kebenaran nya, apa yang keluar dari lisan nya adalah sebuah
kepastian benar dan sebuah kejujuran yang patut diikuti??
Khasya
Wa Kalla, tak akan kita jumpai dalil seperti itu walau kita
bolak-balikkan seluruh kitab-kitab hadist dan seluruh kitab-kitab
Tafsir. Hal ini bukan berarti bahwa pengajar Di masjid nabawi itu
munafik semua? bukan !!
Bukan semuanya demikian, melainkan ada
yang memang lurus, jujur serta amanah dalam Ilmu, dan itu kebanyakan
nya, dan ada yang Su'(Buruk, tidak jujur serta tak amanah dalam ilmu)
dan itu tak dapat kita nafikan !
Istilah dengan ulama' Su' itu
ada di dalam islam dan disebutkan oleh baginda Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam. lantas dimanakah tempat ulama' su' itu berada??
Baginda Nabi Shallahu alaihi wa sallam tidak menyekatnya dalam sebuah
tempat tertentu. melainkan Ulama' su' bisa berada dimana-mana, termasuk
masjid nabawi dan masjidil Haram pun tidak menutup kemungkinan disusupi
oleh ulama' ulama' su'. dan tak ada jaminan dari Al-qur'an maupun dari
As-sunnah bahwa Masjid Nabi dan masjid Harom mekkah terjamin, bebas tak
akan disusupi oleh ulama' ulama' su'.
Ada ilustrasi menarik yang dipaparkan Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhuma :
سيأتي على الناس زمانٌ تملح فيه عذوبةُ القلوب، فلا ينتفع بالعلم يومئذٍ
عالِمُه ولا متعلِّمه؛ فتكون قلوب علمائهم مثل السِّباخ من ذوات المِلْح،
ينزل عليها قَطْر السماء، فلا يوجد لها عذوبةٌ،
"Kelak akan datang
suatu masa tatkala hati manusia asin; ilmu tidak bermanfaat lagi. Saat
itu, hati ulama laksana tanah gundul dan berlapiskan garam. Meski
disiram hujan, namun tidak setets pun air tawar nan segar dapat diminum
dari tanah itu."
Ketahuilah bahwa para pencela ulama' dan para
penuduh ulama dengan Kasyirikan, tak akan membawa kemudharatan melainkan
akan kembali kepada sipencelanya itu sendiri. dengan perbuatan nya itu
akan menariknya kepada orang yang telah disifati dengan sifat-sifat yang
keji dan juga seburuk-buruknya Hamba Allah atas persaksian baginda Nabi
Muhammad shallahu alaihi wa sallam. sebagaimana dalam Sabdanya :
خيار عباد الله الذين إذا رؤوا ذكر الله، وشرار عباد الله المشاؤون بالنميمة، المفرقون بين الأحبة، الباغون للبرآء العنت
(رواه أحمد والبخاري في الأدب المفرد)
“Sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang membuat orang lain
mengingat Allah saat melihat mereka. Dan seburuk-buruk hamba Allah
adalah mereka yang berjalan ke sana ke mari menyebarkan fitnah, yang
menyebabkan perpisahan di antara orang-orang yang saling mencintai, yang
berusaha mendatangkan kesulitan kepada orang-orang yang tidak
bersalah.” (HR Ahmad dan Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad)
Secara jujur coba kita lihat Wajah firanda andirdja, jangan tipu hati
nurani kita, dengan melihat Wajah Firanda andirdja adakah kita terus
ingat akan Allah?? Jujur saya tidak temukan itu.
malah image yang
tergambar dalam benak kita bahwa orang ini penebar kebencian antara
Ummat. menyebabkan perpisahan diantara orang-orang yang saling
mencintai.
Imam Ahmad bin Adzra'i pernah berkata:
وقال الإمام أحمد بن الأذرعي: الوقيعة في أهل العلم ولا سيما أكابرهم من كبائر الذنوب
Umpatan/ fitnah terhadap Ulama', terlebih pembesar Ulama' adalah termasuk dari salah satu dosa-dosa besar.
Oleh itu Takutlah kepada Allah wahai Firanda andirdja. Umur anda sangat
singkat, dzat yang maha mengawasi senantiasa mengawasi, sedangkan Hari
perhitungan amatlah berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar